Panduan Nutrisi Hidroponik: Menguasai Pengukuran TDS & EC

Digital TDS & EC meter mengukur larutan nutrisi di sistem hidroponik modern

Pernahkah Anda menatap tanaman hidroponik kesayangan Anda yang tiba-tiba layu atau daunnya menguning, padahal sudah dirawat setiap hari? Rasa frustrasi ini sangat umum dialami oleh para pegiat hidroponik, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Seringkali, akar masalahnya tersembunyi dalam air nutrisi yang Anda berikan. Istilah teknis seperti TDS, EC, dan PPM bisa terasa membingungkan dan membuat Anda ragu untuk mengambil tindakan.

Jika Anda merasakan kebingungan diagnostik dan ketidakpastian dalam pengukuran, Anda berada di tempat yang tepat. Lupakan keraguan tersebut. Artikel ini bukan sekadar panduan biasa; ini adalah toolkit digital lengkap Anda untuk bertransformasi dari kebingungan menjadi kendali penuh. Kami akan membekali Anda dengan alat-alat praktis: ceklis gejala visual untuk mendiagnosis masalah tanaman secara instan, panduan langkah demi langkah untuk menyesuaikan larutan nutrisi, dan tabel referensi PPM/EC terlengkap yang pernah ada. Mari kita ubah air di tandon Anda menjadi sumber kehidupan yang sempurna untuk panen yang melimpah.

  1. Mengapa TDS & EC Penting? Fondasi Nutrisi Hidroponik Anda
    1. Apa Itu Nutrisi Hidroponik? Memahami Makanan Tanaman Anda
    2. TDS vs. EC: Apa Perbedaan Utamanya?
  2. Panduan Praktis: Cara Mengukur TDS & EC dengan Benar
    1. Langkah-Langkah Menggunakan TDS/EC Meter untuk Pemula
    2. Pentingnya Kalibrasi: Menjamin Keakuratan Pengukuran
    3. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Mengukur
  3. Manajemen Aktif: Menyesuaikan & Menjaga Kualitas Nutrisi
    1. Skenario Praktis: Menaikkan dan Menurunkan PPM/EC
    2. Jadwal Perawatan Air Nutrisi: Harian, Mingguan, Bulanan
    3. Nutrient Showdown: AB Mix Komersial vs. Organik Buatan Sendiri
  4. Toolkit Diagnosis: Mengatasi Masalah Umum Nutrisi
    1. Cek Gejala Visual: Panduan Defisiensi & Toksisitas Nutrisi
    2. Tanaman Layu Mendadak? Lakukan Triase Darurat Ini
    3. Cara Mengatasi Larutan Nutrisi yang Terlanjur Tidak Seimbang
  5. Sumber Daya Utama Anda: Tabel PPM/EC & Rekomendasi Alat
    1. Tabel Lengkap Kebutuhan PPM & EC Tanaman Hidroponik (Edisi 2025)
    2. Memilih Alat Ukur Terbaik: Rekomendasi TDS/EC Meter
  6. Kesimpulan: Dari Kebingungan Menuju Kendali Penuh
  7. Referensi

Mengapa TDS & EC Penting? Fondasi Nutrisi Hidroponik Anda

Bayangkan Anda sedang mengemudikan mobil. Anda tidak akan berani berkendara jauh tanpa melihat dasbor, bukan? Anda perlu tahu kecepatan, sisa bahan bakar, dan suhu mesin. Dalam dunia hidroponik, TDS dan EC adalah dasbor Anda. Mengabaikannya sama seperti mengemudi tanpa panel instrumen—Anda berisiko “kehabisan bensin” (kekurangan nutrisi) yang membuat tanaman kerdil, atau “mesin terlalu panas” (kelebihan nutrisi) yang bisa membakar akar dan mematikan tanaman.

Pengukuran ini adalah cara paling efektif untuk “mendengarkan” apa yang dibutuhkan tanaman Anda. Seperti yang ditekankan dalam penelitian dari University of Florida, para petani hidroponik sangat bergantung pada pengukuran Electrical Conductivity (EC) untuk memantau kadar nutrisi. Secara sederhana, “EC yang tinggi mencerminkan konsentrasi nutrisi yang tinggi, sementara EC yang rendah menunjukkan sebaliknya”.[1] Dengan memantau parameter ini, Anda tidak lagi menebak-nebak, melainkan membuat keputusan berdasarkan data untuk memastikan pertumbuhan yang optimal.

Apa Itu Nutrisi Hidroponik? Memahami Makanan Tanaman Anda

Secara mendasar, nutrisi hidroponik adalah campuran garam mineral yang dilarutkan dalam air, berfungsi sebagai pengganti tanah. Larutan ini menyediakan semua unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh sehat. Unsur-unsur ini terbagi menjadi dua kategori utama:

  • Unsur Hara Makro: Dibutuhkan dalam jumlah besar, seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).
  • Unsur Hara Mikro: Dibutuhkan dalam jumlah kecil namun tetap vital, seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Boron (B), dan Molibdenum (Mo).

Di Indonesia, bentuk nutrisi yang paling populer adalah AB Mix. Ini adalah sistem dua bagian (Stok A dan Stok B) yang menjaga agar unsur-unsur tertentu tidak bereaksi dan mengendap sebelum dilarutkan ke dalam tandon air. Menurut berbagai sumber ahli pertanian, termasuk Cybex Kementerian Pertanian RI, kelengkapan unsur hara makro dan mikro inilah yang menjadi kunci keberhasilan pertumbuhan tanaman tanpa media tanah.[2] Untuk informasi lebih mendalam dari sumber pemerintah, Anda bisa merujuk pada panduan dari Indonesian Ministry of Agriculture on Hydroponic Nutrition.

TDS vs. EC: Apa Perbedaan Utamanya?

Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling sering membingungkan pemula. Mari kita jelaskan secara sederhana:

  • EC (Electrical Conductivity / Konduktivitas Listrik): Ini adalah pengukuran langsung. Alat ukur EC mengukur seberapa baik larutan nutrisi dapat menghantarkan listrik. Semakin banyak ion garam mineral (nutrisi) yang terlarut, semakin tinggi konduktivitasnya. Satuan ukurnya adalah microSiemens per sentimeter (µS/cm) atau milliSiemens per sentimeter (mS/cm).
  • TDS (Total Dissolved Solids / Total Padatan Terlarut): Ini adalah pengukuran tidak langsung atau estimasi. Alat ukur TDS sebenarnya mengukur EC terlebih dahulu, lalu menggunakan faktor konversi untuk memperkirakan jumlah total padatan yang terlarut dalam satuan PPM (parts per million).

Menurut para ahli teknis seperti Atlas Scientific, EC adalah pengukuran yang lebih murni dan akurat secara ilmiah karena mengukur properti fisik larutan secara langsung.[3] Namun, TDS (PPM) sangat populer di kalangan hobiis karena memberikan angka yang lebih mudah dibayangkan terkait konsentrasi nutrisi. Keduanya sama-sama valid, asalkan Anda konsisten menggunakan salah satunya.

Tabel Konversi Sederhana (Estimasi)

EC (µS/cm) EC (mS/cm) TDS (PPM, faktor 0.5) TDS (PPM, faktor 0.7)
500 µS/cm 0.5 mS/cm 250 PPM 350 PPM
1000 µS/cm 1.0 mS/cm 500 PPM 700 PPM
1400 µS/cm 1.4 mS/cm 700 PPM 980 PPM
2000 µS/cm 2.0 mS/cm 1000 PPM 1400 PPM

Catatan: Faktor konversi bisa berbeda antar merek alat ukur. Selalu periksa manual alat Anda.

Panduan Praktis: Cara Mengukur TDS & EC dengan Benar

Memiliki alat ukur TDS/EC meter adalah langkah pertama, tetapi menggunakannya dengan benar adalah kunci untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat diandalkan. Banyak praktisi hidroponik berpengalaman, seperti yang dapat ditemukan di kanal YouTube Kebun Hidroponik atau Januri Nurhidayat, membagikan video tutorial langkah demi langkah yang sangat membantu untuk visualisasi proses ini.

Langkah-Langkah Menggunakan TDS/EC Meter untuk Pemula

Ikuti panduan sederhana ini untuk memastikan pengukuran Anda selalu tepat:

  1. Siapkan Sampel: Ambil sampel air nutrisi dari tandon Anda ke dalam gelas atau wadah kecil yang bersih. Ini lebih baik daripada mencelupkan alat langsung ke tandon besar.
  2. Nyalakan Alat: Lepaskan tutup pelindung probe dan tekan tombol ON/OFF.
  3. Aduk Larutan: Aduk sampel air secara perlahan menggunakan alat ukur itu sendiri untuk menghilangkan gelembung udara yang mungkin menempel pada probe.
  4. Celupkan Probe: Masukkan probe alat ukur ke dalam sampel air hingga batas rendaman yang dianjurkan (biasanya ditandai dengan garis pada alat).
  5. Tunggu Stabil: Biarkan angka pada layar digital stabil. Ini mungkin memakan waktu beberapa detik.
  6. Baca Hasil: Setelah angka tidak lagi berubah, catat hasilnya.
  7. Gunakan Tombol ‘Hold’: Jika alat Anda memiliki tombol ‘Hold’, tekan tombol tersebut untuk “mengunci” angka di layar. Ini memudahkan Anda untuk mengangkat alat dari air dan membacanya dengan jelas.
  8. Bersihkan & Simpan: Bilas probe dengan air bersih (idealnya air destilasi/RO) dan keringkan dengan kain lembut sebelum ditutup dan disimpan.

Pentingnya Kalibrasi: Menjamin Keakuratan Pengukuran

Seiring waktu, semua alat ukur bisa mengalami pergeseran akurasi. Kalibrasi adalah proses menyesuaikan kembali alat ukur Anda ke standar yang diketahui. Anda harus melakukan kalibrasi:

  • Saat pertama kali membeli alat baru.
  • Secara rutin (misalnya, sebulan sekali jika sering digunakan).
  • Jika Anda tidak sengaja menjatuhkan alat.
  • Jika Anda mendapatkan hasil pengukuran yang aneh atau tidak konsisten.

Proses ini biasanya melibatkan pencelupan probe ke dalam larutan kalibrasi standar (misalnya, 1413 µS/cm untuk EC) dan menekan tombol kalibrasi sesuai petunjuk manual. Beberapa praktisi bahkan berbagi cara membuat larutan kalibrasi DIY, menunjukkan tingkat keahlian yang lebih dalam untuk memastikan akurasi.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Mengukur

Untuk hasil yang akurat, hindari jebakan-jebakan berikut:

  • Tidak Mengaduk Larutan: Nutrisi bisa saja tidak tercampur merata di tandon. Selalu aduk larutan sebelum mengambil sampel untuk mendapatkan gambaran yang representatif.
  • Probe yang Kotor: Sisa garam mineral dari pengukuran sebelumnya dapat menumpuk di probe dan mengganggu hasil. Selalu bilas probe setelah digunakan.
  • Mengabaikan Suhu: Suhu air sangat memengaruhi pembacaan EC. Sebagian besar alat modern memiliki fitur Automatic Temperature Compensation (ATC) untuk mengatasi ini. Jika alat Anda tidak memiliki ATC, pastikan untuk selalu mengukur pada suhu yang konsisten.
  • Baterai Lemah: Baterai yang hampir habis dapat menyebabkan pembacaan yang tidak menentu dan tidak akurat.

Manajemen Aktif: Menyesuaikan & Menjaga Kualitas Nutrisi

Mengukur TDS/EC hanyalah separuh dari pekerjaan. Separuh lainnya, yang lebih penting, adalah mengambil tindakan berdasarkan data tersebut. Namun, manajemen nutrisi tidak sesederhana hanya menjaga angka EC tetap konstan. Sebuah tesis dari University of Arkansas menyoroti bahwa strategi ini “dapat menyebabkan akumulasi ion dan ketidakseimbangan nutrisi, karena nutrisi diserap oleh akar dan habis dari larutan pada tingkat yang berbeda”.[4] Ini berarti manajemen aktif dan cerdas jauh lebih unggul daripada sekadar perawatan rutin.

Skenario Praktis: Menaikkan dan Menurunkan PPM/EC

Ini adalah keterampilan inti yang harus Anda kuasai. Jangan takut untuk menyesuaikan larutan Anda.

Skenario 1: PPM Terlalu Rendah (Perlu Menaikkan)
Misalkan Anda menanam selada, target PPM Anda adalah 800. Setelah diukur, ternyata PPM di tandon 20 liter Anda hanya 600.

  • Tindakan: Tambahkan larutan pekat AB Mix sedikit demi sedikit.
  • Proses: Tambahkan sekitar 5 ml Stok A dan 5 ml Stok B (selalu dalam jumlah yang sama) ke dalam tandon. Aduk hingga rata, tunggu beberapa menit, lalu ukur kembali. Ulangi proses ini hingga Anda mencapai target 800 PPM. Catat berapa total pekatan yang Anda tambahkan untuk referensi di masa depan.

Skenario 2: PPM Terlalu Tinggi (Perlu Menurunkan)
Misalkan Anda menanam tomat yang baru pindah tanam, target PPM adalah 1200. Namun, karena kesalahan, PPM di tandon 20 liter Anda mencapai 1800.

  • Tindakan: Encerkan larutan dengan menambahkan air baku.
  • Proses: Buang sebagian air nutrisi dari tandon (misalnya, 5 liter). Ganti dengan 5 liter air baku (air dengan PPM rendah). Aduk hingga rata, tunggu beberapa menit, lalu ukur kembali. Ulangi jika perlu hingga PPM turun mendekati target 1200.

Jadwal Perawatan Air Nutrisi: Harian, Mingguan, Bulanan

Konsistensi adalah kunci. Gunakan jadwal ini sebagai kerangka kerja untuk menjaga kualitas air nutrisi Anda.

  • Harian:
    • Cek Level Air: Pastikan level air di tandon tidak turun drastis.
    • Cek Suhu Air: Usahakan suhu tetap di bawah 28°C.
    • Cek PPM/EC & pH: Lakukan pengecekan cepat untuk memastikan semuanya dalam rentang ideal.
  • Mingguan:
    • Tambah Air Baku: Tambahkan air baku untuk menggantikan air yang menguap atau diserap tanaman.
    • Sesuaikan Nutrisi: Setelah menambahkan air, ukur kembali PPM/EC dan tambahkan pekatan nutrisi jika diperlukan untuk kembali ke level target.
    • Periksa Aerasi: Pastikan pompa udara dan air stone berfungsi dengan baik untuk menjaga kadar oksigen terlarut, yang vital untuk kesehatan akar.
  • Bulanan (atau setiap 2-3 minggu):
    • Kuras & Ganti Total: Buang seluruh larutan nutrisi lama. Ini penting untuk mereset akumulasi ion yang tidak seimbang.
    • Bersihkan Tandon: Sikat bagian dalam tandon untuk menghilangkan lumut atau endapan sebelum diisi dengan larutan nutrisi yang baru.

Nutrient Showdown: AB Mix Komersial vs. Organik Buatan Sendiri

Pilihan sumber nutrisi adalah keputusan penting. Mari kita bandingkan dua opsi paling umum.

  • AB Mix Komersial:
    • Kelebihan: Konsisten, terukur, mudah digunakan, dan mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan dalam bentuk yang siap serap. Sangat direkomendasikan untuk pemula.
    • Kekurangan: Biaya bisa lebih tinggi dalam jangka panjang.
  • Organik Buatan Sendiri (DIY):
    • Kelebihan: Sangat murah dan ramah lingkungan. Sumber seperti Cybex Kementerian Pertanian RI menyebutkan penggunaan bahan alami seperti daun kering atau air cucian beras.[2]
    • Kekurangan: Sulit untuk mengukur konsentrasi nutrisi secara akurat, membutuhkan proses seperti fermentasi (misalnya, 10 hari untuk nutrisi dari daun kering), dan berisiko membawa patogen jika tidak diolah dengan benar. Lebih cocok untuk eksperimen atau pegiat berpengalaman.

Untuk panduan akademis yang lebih mendalam tentang pembuatan AB Mix, Anda dapat melihat referensi dari Academic Guide to AB Mix Nutrients.

Toolkit Diagnosis: Mengatasi Masalah Umum Nutrisi

Selamat datang di pusat komando pemecahan masalah Anda. Bagian ini dirancang untuk mengubah kebingungan menjadi tindakan cepat dan tepat saat tanaman Anda menunjukkan gejala masalah.

Cek Gejala Visual: Panduan Defisiensi & Toksisitas Nutrisi

Gunakan tabel ini sebagai panduan cepat untuk mendiagnosis masalah berdasarkan apa yang Anda lihat pada tanaman.

Gejala Visual Kemungkinan Penyebab Tindakan yang Disarankan
Daun tua (bawah) menguning, tapi tulang daun tetap hijau. Kekurangan Magnesium (Mg) Periksa pH. Tambahkan pupuk yang mengandung Magnesium (garam Epsom) dalam dosis kecil.
Daun muda (pucuk) menguning atau pucat, tulang daun hijau. Kekurangan Zat Besi (Fe) Periksa pH (terlalu tinggi bisa mengunci Fe). Gunakan pupuk mikro yang mengandung chelated iron.
Ujung atau tepi daun tampak kering seperti terbakar. Toksisitas Nutrisi (Nutrient Burn) PPM/EC terlalu tinggi. Segera turunkan PPM dengan menambahkan air baku.
Pertumbuhan kerdil, daun berwarna hijau tua keunguan. Kekurangan Fosfor (P) Periksa pH (terlalu rendah bisa mengunci P). Pastikan formula nutrisi Anda seimbang.
Seluruh tanaman tampak pucat atau kuning muda, terutama daun tua. Kekurangan Nitrogen (N) PPM/EC kemungkinan terlalu rendah. Naikkan konsentrasi nutrisi secara bertahap.

Tanaman Layu Mendadak? Lakukan Triase Darurat Ini

Tanaman layu adalah sinyal bahaya. Jangan panik. Lakukan pemeriksaan darurat ini secara berurutan:

  1. Cek Suhu Air: Sentuh tandon atau pipa. Apakah terasa hangat? Suhu air di atas 28-30°C dapat membuat akar sulit menyerap oksigen dan air, menyebabkan layu meskipun nutrisi cukup. Solusi Cepat: Masukkan beberapa botol air beku ke dalam tandon untuk menurunkan suhu sementara.
  2. Cek Oksigen (Aerator): Lihat ke dalam tandon. Apakah ada gelembung udara dari air stone? Oksigen terlarut sangat penting. Tanpa oksigen, akar akan “tenggelam” dan tidak bisa berfungsi. Solusi Cepat: Periksa apakah pompa udara menyala dan selang tidak tertekuk. Pastikan air stone tidak tersumbat.
  3. Cek Kondisi Akar: Angkat satu tanaman dengan hati-hati. Bagaimana kondisi akarnya?
    • Akar Sehat: Berwarna putih cerah, lebat, dan tidak berbau.
    • Busuk Akar (Root Rot): Berwarna coklat, lembek/berlendir, dan berbau tidak sedap. Ini adalah infeksi jamur atau bakteri yang sering disebabkan oleh kekurangan oksigen dan suhu tinggi. Solusi Jangka Panjang: Segera ganti total air nutrisi, bersihkan tandon, dan tingkatkan aerasi.

Cara Mengatasi Larutan Nutrisi yang Terlanjur Tidak Seimbang

Jika Anda menduga larutan Anda sudah tidak seimbang karena penambahan nutrisi yang berulang-ulang, cara terbaik adalah melakukan “reset” atau flush.

  1. Kuras Habis: Buang seluruh larutan nutrisi yang ada di sistem Anda.
  2. Bilas Sistem: Isi tandon dengan air baku bersih (jika memungkinkan, sesuaikan pH-nya), lalu jalankan pompa selama beberapa jam untuk membilas sisa-sisa garam mineral lama dari sistem dan perakaran.
  3. Buang Air Bilasan: Kuras kembali air bilasan hingga habis.
  4. Buat Larutan Baru: Racik kembali larutan nutrisi segar dari awal sesuai dengan target PPM/EC untuk tahap pertumbuhan tanaman Anda saat ini.

Ingat, kualitas air baku Anda juga berpengaruh. Air dengan TDS awal yang tinggi (air sadah) sudah mengandung mineral seperti Kalsium dan Magnesium, yang dapat memengaruhi keseimbangan nutrisi AB Mix Anda.

Sumber Daya Utama Anda: Tabel PPM/EC & Rekomendasi Alat

Bagian ini adalah referensi cepat yang akan Anda gunakan berulang kali. Tandai halaman ini untuk akses mudah di masa depan.

Tabel Lengkap Kebutuhan PPM & EC Tanaman Hidroponik (Edisi 2025)

Tabel ini menyediakan rentang target PPM dan EC untuk beberapa sayuran populer di Indonesia. Ingatlah bahwa ini adalah panduan; kebutuhan tanaman bisa sedikit bervariasi tergantung pada varietas, iklim, dan sistem hidroponik.

Tanaman Fase Semai Fase Vegetatif Fase Berbunga/Berbuah Catatan
Selada 300-400 PPM 550-850 PPM Jaga suhu air tetap sejuk untuk mencegah tip burn.
0.6-0.8 EC 1.1-1.7 EC
Kangkung 350-450 PPM 600-900 PPM Pemetik cepat, pantau level nutrisi & air setiap hari.
0.7-0.9 EC 1.2-1.8 EC
Pakcoy/Sawi 400-500 PPM 750-1050 PPM Rentan terhadap kekurangan Kalsium, pastikan pH stabil.
0.8-1.0 EC 1.5-2.1 EC
Bayam 450-550 PPM 900-1150 PPM Termasuk pemakan nutrisi yang cukup kuat.
0.9-1.1 EC 1.8-2.3 EC
Tomat 500-750 PPM 1000-1400 PPM 1250-1750 PPM Kebutuhan nutrisi melonjak drastis saat mulai berbuah.
1.0-1.5 EC 2.0-2.8 EC 2.5-3.5 EC
Cabai 400-600 PPM 900-1100 PPM 1100-1500 PPM Perhatikan gejala kekurangan Kalsium (blossom end rot).
0.8-1.2 EC 1.8-2.2 EC 2.2-3.0 EC

Nilai EC dalam mS/cm. Nilai PPM adalah estimasi dengan faktor konversi ~0.5.

Memilih Alat Ukur Terbaik: Rekomendasi TDS/EC Meter

Berinvestasi pada alat ukur yang baik adalah investasi untuk keberhasilan panen Anda. Alat yang murah dan tidak andal dapat memberikan data yang salah, yang justru lebih berbahaya daripada tidak mengukur sama sekali.

Saat membeli TDS/EC meter, perhatikan fitur-fitur kunci ini:

  • Akurasi: Cari alat dengan tingkat akurasi +/- 2% atau lebih baik.
  • Automatic Temperature Compensation (ATC): Ini adalah fitur wajib. Alat dengan ATC akan secara otomatis menyesuaikan pembacaan berdasarkan suhu air, menghasilkan data yang jauh lebih konsisten dan andal.
  • Kemudahan Kalibrasi: Pilih model yang mudah dikalibrasi (misalnya, dengan satu atau dua tombol).
  • Daya Tahan: Cari alat yang tahan air dan memiliki probe yang kokoh.

Rekomendasi Berdasarkan Kebutuhan:

  • Terbaik untuk Pemula: Cari combo meter 3-in-1 (TDS, EC, Suhu) dari merek yang memiliki ulasan bagus. Model ini memberikan semua data dasar yang Anda butuhkan dalam satu perangkat yang terjangkau.
  • Nilai Terbaik (Best Value): Beberapa merek menawarkan combo meter yang juga menyertakan pengukuran pH. Meskipun lebih mahal, ini menyederhanakan toolkit Anda dan sangat sepadan dalam jangka panjang.

Kesimpulan: Dari Kebingungan Menuju Kendali Penuh

Mengelola nutrisi hidroponik pada awalnya mungkin tampak rumit, tetapi dengan pemahaman yang benar tentang TDS dan EC, Anda memegang kunci untuk membuka potensi penuh tanaman Anda. Anda telah belajar bahwa pengukuran ini adalah dasbor sistem Anda, cara untuk mendiagnosis masalah sebelum menjadi bencana, dan panduan untuk memberikan “makanan” yang tepat pada waktu yang tepat.

Dengan menggunakan panduan ini sebagai toolkit digital Anda—mulai dari ceklis gejala visual, jadwal perawatan, hingga tabel referensi PPM/EC—Anda kini memiliki semua yang dibutuhkan untuk beralih dari sekadar mencoba-coba menjadi seorang manajer hidroponik yang percaya diri dan berbasis data. Teruslah mengukur, teruslah belajar, dan bersiaplah untuk menikmati hasil panen yang sehat dan melimpah.

Bookmark halaman ini untuk referensi di masa depan! Punya pertanyaan atau tips lain? Bagikan pengalaman hidroponik Anda di kolom komentar di bawah!

Bagi Anda yang membutuhkan peralatan pengukuran dan pengujian yang akurat dan andal untuk mendukung keberhasilan sistem hidroponik Anda, CV. Java Multi Mandiri siap membantu. Sebagai supplier dan distributor instrumen terpercaya, kami menyediakan berbagai pilihan TDS/EC meter, pH meter, dan alat ukur lainnya untuk memastikan Anda memiliki data yang tepat untuk setiap keputusan. Untuk memenuhi kebutuhan peralatan Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami.

Rekomendasi TDS Meter

Referensi

  1. Vought, K., Bayabil, H., & Martin-Ryals, A. (N.D.). How Efficient Are Hydroponic Lettuce Production Systems in Nutrient Usage Under Low and High Salinity?. University of Florida, Institute of Food and Agricultural Sciences (IFAS) Extension. Diakses dari https://edis.ifas.ufl.edu/publication/AE610
  2. Cybex Kementerian Pertanian RI. (N.D.). Informasi Pertanian.
  3. Atlas Scientific. (N.D.). What is EC in Hydroponics?. Diakses dari https://atlas-scientific.com/blog/what-is-ec-in-hydroponics/
  4. Houston, L. L. (2021). Nutrient Uptake and Management Strategies in Recirculating Hydroponic Systems. Tesis Master of Science, University of Arkansas. Diakses dari https://scholarworks.uark.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=5829&context=etd