Panduan Turbidity Meter untuk Jamin Kualitas Air Industri Pangan

Hanna turbidity meter, water sample, and logbook on a lab counter for food industry water quality control.

Bagi seorang manajer Quality Control (QC) di industri makanan dan minuman, kontaminasi produk adalah mimpi buruk terbesar. Satu batch yang terkontaminasi tidak hanya berarti kerugian finansial, tetapi juga merusak reputasi brand yang telah dibangun bertahun-tahun. Di antara banyak faktor risiko, ada satu ancaman tersembunyi yang seringkali terabaikan namun berdampak masif: kekeruhan air proses. Air yang tampak sedikit keruh bisa menjadi awal dari kegagalan operasional dan bencana keamanan pangan.

Kekeruhan, atau turbidity, bukan sekadar masalah estetika. Ia adalah indikator kritis yang menandakan adanya partikel tersuspensi yang dapat menyumbat mesin, mengurangi efisiensi, dan yang terpenting, menjadi tempat persembunyian bagi mikroorganisme berbahaya. Mengabaikan parameter ini sama dengan membuka pintu bagi risiko kontaminasi dan ketidakpatuhan terhadap standar regulasi ketat dari BPOM dan SNI.

Artikel ini adalah panduan definitif dan praktis bagi para profesional industri di Indonesia untuk menguasai pengukuran kekeruhan air. Kami akan menjembatani kesenjangan antara pengukuran teknis yang kompleks dengan hasil bisnis yang krusial. Dengan fokus pada solusi terpercaya seperti turbidity meter dari Hanna Instruments, Anda akan menemukan cara memastikan kepatuhan regulasi, meningkatkan efisiensi produksi, dan yang terpenting, menjamin keamanan produk akhir Anda.

  1. Mengapa Kekeruhan Air Jadi Masalah Kritis di Industri Makanan?
    1. Risiko Operasional: Dari Pipa Tersumbat Hingga Boros Energi
    2. Ancaman Keamanan Pangan: Kontaminasi Produk dan Reputasi Brand
  2. Dasar-Dasar Pengukuran Kekeruhan: Memahami Sains dan Standar
    1. Apa Itu Kekeruhan? Dari NTU hingga FNU
    2. Standar Kunci yang Wajib Dipatuhi: ISO, SNI, dan BPOM
  3. Cara Memilih Turbidity Meter Hanna yang Tepat untuk Kebutuhan Anda
    1. Kriteria Utama: Akurasi, Rentang Ukur, dan Kepatuhan Standar
    2. Memilih Tipe yang Sesuai: Portabel, Benchtop, atau Online?
    3. Rekomendasi Unggulan: Hanna Instruments HI93703
  4. Praktik Terbaik: Menjamin Pengukuran Akurat dan Terpercaya
    1. Langkah-Langkah Kalibrasi untuk Hasil yang Valid
    2. Integrasi ke dalam Sistem Keamanan Pangan (HACCP)
  5. Kesimpulan
  6. Referensi

Mengapa Kekeruhan Air Jadi Masalah Kritis di Industri Makanan?

Dalam proses produksi makanan dan minuman, air adalah bahan baku universal. Kualitasnya secara langsung menentukan kualitas produk akhir. Kekeruhan air, yang disebabkan oleh partikel padat tersuspensi seperti lumpur, tanah liat, atau bahan organik, menjadi masalah kritis karena dampaknya yang berlapis, mulai dari kerusakan mesin hingga ancaman serius terhadap keamanan pangan. Memahami risiko ini adalah langkah pertama untuk membangun sistem produksi yang tangguh dan aman.

Risiko Operasional: Dari Pipa Tersumbat Hingga Boros Energi

Tingginya tingkat kekeruhan dan Total Suspended Solids (TSS) dalam air proses adalah resep jitu untuk kegagalan operasional. Partikel-partikel ini secara perlahan namun pasti menyebabkan serangkaian masalah yang merugikan secara finansial.

  • Scaling dan Fouling: Partikel tersuspensi cenderung mengendap pada permukaan internal peralatan, seperti pipa, heat exchanger, dan boiler. Endapan ini (dikenal sebagai scaling atau fouling) bertindak sebagai isolator, menghambat transfer panas dan mengurangi efisiensi. Akibatnya, mesin harus bekerja lebih keras dan mengonsumsi lebih banyak energi untuk mencapai suhu yang sama.
  • Abrasi dan Kerusakan Peralatan: Partikel keras yang mengalir dalam sistem perpipaan dapat menyebabkan abrasi pada pompa, katup, dan komponen mesin lainnya. Ini memperpendek umur pakai peralatan dan meningkatkan frekuensi serta biaya perawatan dan penggantian.
  • Penyumbatan: Dalam jangka panjang, akumulasi sedimen dapat menyebabkan penyumbatan pada filter, nozel semprot, dan pipa berdiameter kecil, yang berujung pada downtime produksi yang mahal.

Bayangkan skenario seorang manajer pabrik yang harus menghentikan lini produksi selama beberapa jam hanya karena heat exchanger mengalami fouling parah, menyebabkan proses pasteurisasi tidak efektif. Kerugiannya bukan hanya biaya perbaikan, tetapi juga hilangnya output produksi selama waktu henti tersebut.

Ancaman Keamanan Pangan: Kontaminasi Produk dan Reputasi Brand

Di luar masalah mekanis, dampak kekeruhan pada keamanan pangan jauh lebih mengkhawatirkan. Inilah mengapa badan regulasi seperti BPOM sangat memperhatikan kualitas air yang digunakan dalam produksi.

Partikel tersuspensi dalam air keruh menciptakan lingkungan yang ideal bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Lebih buruk lagi, partikel-partikel ini dapat bertindak sebagai “perisai”, melindungi bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella dari efektivitas bahan kimia desinfektan seperti klorin. Akibatnya, meskipun proses desinfeksi telah dilakukan, kontaminasi mikroba masih bisa terjadi.

Dalam kerangka sistem manajemen keamanan pangan seperti HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points), kualitas air seringkali ditetapkan sebagai Critical Control Point (CCP). Ini berarti pemantauan dan pengendalian kekeruhan adalah langkah krusial yang tidak bisa ditawar untuk mencegah, menghilangkan, atau mengurangi bahaya keamanan pangan ke tingkat yang dapat diterima. Air yang keruh dapat secara langsung:

  • Mempengaruhi Rasa dan Penampilan: Partikel dapat masuk ke produk akhir, mengubah rasa, warna, dan kejernihan minuman seperti air kemasan, jus, atau bir.
  • Menyebabkan Kontaminasi Mikroba: Seperti yang dijelaskan, air keruh meningkatkan risiko kontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
  • Memicu Penarikan Produk (Recall): Jika produk yang terkontaminasi sampai ke tangan konsumen, akibatnya bisa sangat fatal, termasuk penarikan produk massal, sanksi hukum, dan hilangnya kepercayaan konsumen secara permanen.

Dasar-Dasar Pengukuran Kekeruhan: Memahami Sains dan Standar

Untuk mengelola risiko kekeruhan secara efektif, penting bagi para profesional industri untuk memahami dasar-dasar ilmiah di baliknya serta standar yang mengaturnya. Pengukuran kekeruhan bukanlah sekadar angka, melainkan sebuah data vital yang didasarkan pada prinsip optik dan diatur oleh standar internasional maupun nasional yang ketat.

Apa Itu Kekeruhan? Dari NTU hingga FNU

Secara sederhana, kekeruhan adalah ukuran tingkat “kekeruhan” atau “keawanan” suatu cairan. Ini bukan ukuran langsung dari partikel tersuspensi, melainkan ukuran bagaimana partikel-partikel tersebut menyebarkan atau menghalangi cahaya yang melewatinya.

Prinsip kerja alat ukur kekeruhan, atau turbidimeter, didasarkan pada sistem optik ini. Sebuah sumber cahaya diarahkan ke sampel air dalam kuvet (tabung sampel). Partikel-partikel dalam sampel akan menyebarkan cahaya ke berbagai arah. Sebuah detektor, yang biasanya ditempatkan pada sudut 90 derajat dari sumber cahaya, mengukur intensitas cahaya yang tersebar. Semakin banyak partikel, semakin tinggi intensitas cahaya yang tersebar, dan semakin tinggi pula nilai kekeruhan yang terukur.

Untuk kebutuhan turbidity meter, berikut produk yang direkomendasikan:

Satuan yang paling umum digunakan untuk kekeruhan adalah:

  • NTU (Nephelometric Turbidity Unit): Satuan ini digunakan ketika pengukuran dilakukan dengan metode nephelometrik (detektor 90°), sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh U.S. EPA.
  • FNU (Formazin Nephelometric Unit): Satuan ini digunakan untuk pengukuran yang sesuai dengan standar ISO 7027, yang juga menggunakan detektor 90°. Meskipun metodenya serupa dengan NTU, FNU secara spesifik mengacu pada standar kalibrasi Formazin di bawah protokol ISO.

Standar Kunci yang Wajib Dipatuhi: ISO, SNI, dan BPOM

Kepatuhan terhadap standar adalah kunci untuk memastikan hasil pengukuran yang akurat, konsisten, dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Di industri makanan dan minuman Indonesia, ada beberapa standar utama yang menjadi acuan.

1. ISO 7027: Ini adalah standar internasional untuk penentuan kualitas air dan kekeruhan. Standar ISO 7027-1:2016 secara spesifik mendefinisikan dua metode kuantitatif utama:

  • Nephelometri: Pengukuran radiasi yang tersebar, ideal untuk air dengan kekeruhan rendah seperti air minum.
  • Turbidimetri: Pengukuran pelemahan fluks cahaya, lebih cocok untuk air dengan kekeruhan tinggi seperti air limbah.1

Kepatuhan terhadap ISO 7027 memastikan bahwa alat ukur menggunakan metode yang diakui secara global, memberikan hasil yang andal dan dapat dibandingkan.

2. Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Peraturan Pemerintah (PP): Di Indonesia, pengelolaan kualitas air diatur secara mendasar oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.2 Peraturan ini menjadi payung hukum bagi standar-standar yang lebih spesifik. Untuk industri air minum dalam kemasan (AMDK), standar yang berlaku adalah SNI 3553:2015. Standar ini menetapkan batas kekeruhan yang sangat ketat, yaitu maksimal 1,5 NTU.3 Angka ini jauh lebih ketat dibandingkan batas umum untuk air minum dari Kementerian Kesehatan (Permenkes) yang sebesar 5 NTU.

3. Regulasi BPOM: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertanggung jawab atas pengawasan keamanan pangan secara keseluruhan. Meskipun tidak selalu menetapkan batas NTU spesifik dalam setiap peraturannya, BPOM mewajibkan produsen untuk menggunakan air yang memenuhi standar mutu yang berlaku dan mengimplementasikan sistem jaminan mutu seperti HACCP. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat merujuk pada BPOM Regulation on Food Processing.

Berikut adalah tabel perbandingan singkat batas kekeruhan dari berbagai standar:

Standar Jenis Air Batas Kekeruhan Maksimal
SNI 3553:2015 Air Mineral Kemasan 1,5 NTU
Permenkes No. 492/2010 Air Minum 5 NTU
WHO Guidelines Air Minum Umumnya < 5 NTU, idealnya < 1 NTU

Untuk pemahaman lebih dalam mengenai standar internasional, WHO Technical Brief on Turbidity menyediakan perspektif global yang komprehensif, sementara konteks akademis untuk standar lokal dapat ditemukan dalam analisis SNI 3553:2015 Water Quality Standards.

Cara Memilih Turbidity Meter Hanna yang Tepat untuk Kebutuhan Anda

Setelah memahami pentingnya pengukuran kekeruhan dan standar yang berlaku, langkah selanjutnya adalah memilih alat yang tepat. Hanna Instruments menawarkan berbagai solusi turbidity meter yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri yang presisi dan andal. Memilih model yang tepat bergantung pada pemahaman kriteria teknis utama dan aplikasi spesifik di fasilitas Anda.

Kriteria Utama: Akurasi, Rentang Ukur, dan Kepatuhan Standar

Saat mengevaluasi turbidity meter, ada tiga pilar teknis yang tidak bisa ditawar, terutama untuk industri makanan yang sangat teregulasi.

Checklist Kriteria Pemilihan Turbidity Meter:

  • [✓] Kepatuhan Standar (ISO 7027): Ini adalah kriteria paling fundamental. Pastikan meter yang Anda pilih secara eksplisit menyatakan kepatuhan terhadap standar ISO 7027. Ini menjamin bahwa metode pengukuran (sumber cahaya inframerah pada 860 nm dan detektor 90°) telah terstandarisasi, sehingga hasilnya akurat dan dapat dipertahankan saat audit.
  • [✓] Akurasi dan Presisi: Akurasi menunjukkan seberapa dekat hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya, sementara presisi menunjukkan seberapa konsisten hasil pengukuran saat diulang. Untuk industri makanan yang menargetkan nilai NTU sangat rendah, carilah meter dengan akurasi tinggi (misalnya, ±2% dari pembacaan).
  • [✓] Rentang Pengukuran (Range): Pilih meter dengan rentang yang sesuai untuk aplikasi Anda. Untuk air baku yang mungkin keruh, Anda memerlukan rentang yang lebih tinggi. Namun, untuk pemantauan produk akhir (seperti air minum kemasan), Anda memerlukan meter yang sangat sensitif dan akurat pada rentang rendah (misalnya, 0.00 hingga 50.00 NTU).

Memilih Tipe yang Sesuai: Portabel, Benchtop, atau Online?

Turbidity meter hadir dalam tiga format utama, masing-masing dengan keunggulan dan aplikasi idealnya. Memilih tipe yang tepat akan memaksimalkan efisiensi proses QC Anda.

  • Turbidity Meter Portabel:
    • Kapan Digunakan? Ideal untuk pengecekan cepat di berbagai titik di seluruh fasilitas—mulai dari titik masuk air baku, tangki proses, hingga titik pengambilan sampel di lini produksi. Sangat penting untuk verifikasi dan pemecahan masalah.
    • Keunggulan: Fleksibel, mudah dibawa, dan memungkinkan pengujian langsung di lapangan tanpa harus membawa sampel kembali ke laboratorium.
  • Turbidity Meter Benchtop (Laboratorium):
    • Kapan Digunakan? Dirancang untuk analisis presisi tinggi di lingkungan laboratorium yang terkontrol. Digunakan untuk analisis rutin sampel, validasi hasil meter portabel, dan pelaporan kepatuhan resmi.
    • Keunggulan: Umumnya menawarkan akurasi tertinggi, fitur canggih (seperti logging data ekstensif), dan stabilitas untuk pengukuran yang paling kritis.
  • Turbidity Meter Online (Proses):
    • Kapan Digunakan? Dipasang langsung di jalur pipa untuk pemantauan berkelanjutan (24/7) pada titik kontrol kritis (CCP). Memberikan data real-time dan dapat memicu alarm jika nilai kekeruhan melebihi batas yang ditetapkan.
    • Keunggulan: Memungkinkan kontrol proses proaktif, deteksi dini masalah, dan mengurangi ketergantungan pada pengambilan sampel manual.

Rekomendasi Unggulan: Hanna Instruments HI93703

Untuk banyak aplikasi di industri makanan dan minuman yang membutuhkan keseimbangan antara akurasi, kemudahan penggunaan, dan fleksibilitas, Hanna Instruments HI93703 Portable Turbidity Meter menjadi pilihan yang sangat direkomendasikan.

Meter ini dirancang khusus untuk pengukuran kualitas air dan menjadi favorit di kalangan profesional karena beberapa alasan utama:

  • Kepatuhan Penuh ISO 7027: HI93703 memenuhi dan bahkan melampaui persyaratan metode ISO 7027, memastikan hasil yang andal dan diakui secara internasional.
  • Akurasi Tinggi: Sistem optiknya yang canggih memberikan hasil yang akurat dan dapat diulang, bahkan pada tingkat kekeruhan yang sangat rendah, yang krusial untuk standar air minum.
  • Kalibrasi Mudah: Dilengkapi dengan fitur kalibrasi tiga titik yang sederhana, memungkinkan pengguna untuk dengan cepat memastikan akurasi meter menggunakan standar kalibrasi primer AMCO-AEPA-1 yang disediakan.
  • Desain Portabel dan Tangguh: Dibuat untuk penggunaan di lapangan, HI93703 memiliki desain yang kokoh dan mudah dioperasikan, menjadikannya alat yang andal untuk QC di lini produksi maupun di laboratorium.

Kelebihan dan Kekurangan Hanna HI93703:

Kelebihan (Pros) Kekurangan (Cons)
Kepatuhan penuh terhadap standar ISO 7027. Sebagai meter portabel, tidak cocok untuk pemantauan online berkelanjutan.
Akurasi dan presisi tinggi pada rentang rendah. Memerlukan penanganan kuvet yang hati-hati (bersih, bebas goresan) untuk hasil terbaik.
Proses kalibrasi yang cepat dan mudah.
Portabel, ringan, dan mudah digunakan di lapangan.

Berdasarkan spesifikasi resminya, HI93703 adalah alat yang sangat efektif untuk memastikan air proses Anda secara konsisten memenuhi standar ketat seperti SNI 3553:2015.

Praktik Terbaik: Menjamin Pengukuran Akurat dan Terpercaya

Memiliki turbidity meter berkualitas tinggi hanyalah setengah dari pertempuran. Untuk memastikan data yang Anda kumpulkan valid, dapat dipertahankan, dan benar-benar mencerminkan kualitas air Anda, penerapan praktik terbaik dalam kalibrasi dan integrasi sistem adalah suatu keharusan. Ini adalah langkah di mana pengukuran teknis berubah menjadi jaminan kualitas yang sesungguhnya.

Langkah-Langkah Kalibrasi untuk Hasil yang Valid

Kalibrasi adalah proses menyesuaikan pembacaan instrumen agar sesuai dengan nilai standar yang diketahui dan bersertifikat. Tanpa kalibrasi rutin, bahkan meter terbaik pun akan kehilangan akurasinya seiring waktu.

Panduan Langkah-demi-Langkah Kalibrasi (Contoh Umum):

  1. Siapkan Standar: Gunakan standar kalibrasi primer yang stabil dan bersertifikat, seperti AMCO-AEPA-1 atau Formazin. Standar ini datang dalam berbagai nilai NTU (misalnya, <0.10, 15, 100 NTU) untuk kalibrasi multi-titik.
  2. Bersihkan Kuvet: Pastikan kuvet (tabung sampel) benar-benar bersih dan kering. Oleskan sedikit minyak silikon di bagian luar untuk menutupi goresan kecil dan mencegah kondensasi.
  3. Masukkan Standar “Zero”: Mulailah dengan standar kekeruhan terendah (biasanya <0.10 NTU atau air deionisasi) untuk mengatur titik nol instrumen.
  4. Lakukan Kalibrasi Titik Berikutnya: Lanjutkan dengan standar nilai yang lebih tinggi sesuai petunjuk pada meter (misalnya, 15 NTU, lalu 100 NTU). Meter akan secara otomatis menyesuaikan kurva responsnya.
  5. Dokumentasikan: Setelah kalibrasi selesai, catat tanggal, nama teknisi, dan standar yang digunakan dalam log kalibrasi. Sertifikat kalibrasi yang valid harus menunjukkan ketertelusuran (traceability) ke standar nasional atau internasional.

Frekuensi kalibrasi bergantung pada seberapa sering meter digunakan dan seberapa kritis pengukuran tersebut. Namun, sebagai aturan umum, verifikasi dengan standar harus dilakukan secara teratur, dan kalibrasi penuh direkomendasikan setidaknya setiap tiga bulan atau sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP) perusahaan Anda.

Integrasi ke dalam Sistem Keamanan Pangan (HACCP)

Pengukuran kekeruhan menjadi paling kuat ketika diintegrasikan secara sistematis ke dalam kerangka kerja keamanan pangan seperti HACCP. Menurut pedoman yang ditetapkan oleh otoritas internasional seperti Codex Alimentarius Commission, HACCP adalah pendekatan preventif untuk mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya.

Berikut cara mengintegrasikan pemantauan kekeruhan ke dalam rencana HACCP Anda:

  1. Identifikasi Titik Kontrol Kritis (CCP): Analisis alur proses Anda untuk menentukan di mana kualitas air dapat menjadi bahaya jika tidak dikendalikan. Titik-titik ini, seperti titik masuk air baku, setelah unit filtrasi, atau sebelum pencampuran produk, dapat ditetapkan sebagai CCP.
  2. Tetapkan Batas Kritis (Critical Limits): Untuk setiap CCP, tetapkan batas kekeruhan maksimum yang dapat diterima. Misalnya, untuk air yang akan digunakan dalam produksi AMDK, batas kritisnya bisa ditetapkan sedikit di bawah standar SNI, misalnya 1,0 NTU, untuk memberikan margin keamanan.
  3. Implementasikan Prosedur Pemantauan: Tentukan bagaimana, kapan, dan oleh siapa kekeruhan di setiap CCP akan diukur. Ini bisa melibatkan pengecekan setiap jam menggunakan meter portabel seperti Hanna HI93703 atau pemantauan berkelanjutan dengan sensor online.
  4. Rencanakan Tindakan Korektif: Buat rencana yang jelas tentang apa yang harus dilakukan jika pemantauan menunjukkan bahwa batas kritis terlampaui. Ini bisa berupa menghentikan produksi, mengalihkan aliran air, atau memulai siklus backwash pada sistem filtrasi.

Seperti yang sering ditekankan oleh para auditor keamanan pangan, “Anda tidak dapat mengelola apa yang tidak Anda ukur.” Dengan menjadikan pemantauan kekeruhan sebagai bagian integral dari sistem HACCP, Anda mengubah pengukuran reaktif menjadi alat manajemen risiko proaktif yang melindungi produk, konsumen, dan bisnis Anda.

Kesimpulan

Kekeruhan air dalam industri makanan dan minuman bukanlah sekadar parameter teknis, melainkan sebuah indikator fundamental yang berdampak langsung pada efisiensi operasional, kepatuhan regulasi, dan yang terpenting, keamanan pangan. Mengabaikannya berarti membiarkan pintu terbuka bagi risiko kontaminasi produk, kerusakan peralatan yang mahal, dan potensi rusaknya reputasi brand.

Namun, risiko ini sepenuhnya dapat dikelola. Dengan pemahaman yang solid tentang standar kunci seperti ISO 7027 dan SNI, pemilihan alat ukur yang tepat seperti turbidity meter portabel Hanna HI93703 yang andal, serta penerapan praktik terbaik dalam kalibrasi dan integrasi ke dalam sistem HACCP, setiap produsen dapat mengubah tantangan ini menjadi keunggulan kompetitif. Menguasai pengukuran kekeruhan adalah langkah strategis untuk beralih dari sekadar mitigasi risiko menjadi pencapaian keunggulan produksi, memastikan setiap produk yang keluar dari fasilitas Anda aman, berkualitas tinggi, dan dipercaya oleh konsumen.

Sebagai supplier dan distributor alat ukur dan instrumen pengujian yang fokus melayani klien bisnis dan aplikasi industri, CV. Java Multi Mandiri memahami tantangan operasional yang Anda hadapi. Kami menyediakan solusi instrumen yang andal dan akurat untuk membantu perusahaan Anda mengoptimalkan proses, memastikan kepatuhan, dan memenuhi kebutuhan peralatan komersial Anda. Hubungi kami untuk diskusikan kebutuhan perusahaan Anda terkait turbidity meter Hanna atau instrumen lainnya, tim ahli kami siap membantu Anda menemukan solusi yang paling tepat.

Rekomendasi Turbidity Meter

Referensi

  1. International Organization for Standardization. (2016). ISO 7027-1:2016(E) – Water quality — Determination of turbidity — Part 1: Quantitative methods. ISO. Retrieved from https://cdn.standards.iteh.ai/samples/62801/e24ca0ba24bc476baa0bfc6e5decf3b0/ISO-7027-1-2016.pdf
  2. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2001). Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. JDIH BPK. Retrieved from https://peraturan.bpk.go.id/Details/53103/pp-no-82-tahun-2001
  3. Agustini, S. (N.D.). Harmonisasi Standar Nasional (SNI) Air Minum Dalam Kemasan Dan Standar Internasional. Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/452099-none-ee9d8517.pdf